Petualangan, Part I

September, 23rd 2010

Hari Sabtu itu, hari Sabtu pertama di mana ada pelajaran, di mana aku harus berangkat pagi ke sekolah (jam 07.00 WIB). Jujur, rasanya ngga enak. Sampai di sekolahan ya biasa aja, belajar dan lagi-lagi rasanya aneh (masa hari Sabtu harus ada pelajaran, setahu saya hari Sabtu adalah hari bebas dari pelajaran dan urusan akademik sekolah karena itu yang saya tahu dan saya alami selama ini, tapi harus bersyukur, ini tidak seperti KBM biasa di mana kalau telat di hukum ngga bisa masuk jam pertama, mungkin juga kena skorsing, atau harus memakai seragam yang lengkap sesuai aturan).

Setelah selesai KBM yang ternyata selesai sangat siang(untuk hari Sabtu ini sangat siang, tapi untuk hari Senin-Jumat ini masih siang haha). Terus ketemuan sama Kak Pee-Q(Ika) terus sms-an sama yang lain janjian ketemu di (kalau ngga salah) deket mushola. Terus ngrayu tante Riang sama kak Ajeng buat tetep ikut wisata. Alhasil, mereka berdua jadi ikut + Lulu’ juga. Jadi, kita pergi berdelapan (Rida, Ika, Nurul, Riang, Ajeng, Gema, Ali, Lulu’). Setelah beres-beres naruh semua barang ngga penting (sebenernya penting sih) di loker serta beli makanan, aku sama Ika langsung ke parkiran depan ketemu kak Ali, terus ada kak Gema. Jadi, kita sekarang berempat bersuwung-suwung tidak ria menunggu para cewe-cewe yang lagi beli makanan di kantin. Aku sudah sedikit merasa gimana gitu karena jam sudah sangat siang dan artinya itu molor dari jadwal awal yang rencananya jam 1.00-an siang kita berangkat, tapi ternyata jam 2.00-an baru mulai berangkat masuk mobil (hahaha aku kebawa suasana jadi sie.acara ni). Di mobil ya biasa bergeje ria, tapi aku ngga cerewet (kaya biasa sih, kalau di mobil aku agak pendiem gitu). Oh iya, makasih dulu ni buat Kak Ali yang udah mau minjemin mobil sekaligus nyetir itu mobil dan makasih sama kakakku tercinta –kak Pee-Q(ika)- yang sudah membawa Kak Ali. Perjalanan kira-kira 90 menitan. Dan jangan tanya apakah ada acara nyasar apa ngga, karena jawabannya sudah pasti IYA. Saat nyasar, si Lulu’ sempet menghubungi Bang Rendi yang susah diajak ngomong di dalam telepon yang akhirnya cukup dikirimi sms saja yang mengakibatkan akhirnya Bang Rendi menelepon balik, tapi teleponnya malah ke nomorku. Rendi tanya gitu kita nyasar di mana, berhubung aku ngga tahu apa-apa aku kasihin deh ke kak Gema itu hp-ku yang malang. Dan merekapun mengobrol (entah mengobrol apa saya tak memperhatikan karena saya tidak begitu suka memperhatikan pembicaraan orang lain). Oh iya, sebenernya waktu Bang Rendi balik nelepon itu kita udah nemu jalan yang bener dan ngga lagi nyasar. Tapi, tetep makasih deh kita sama Rendi yang sudah berbaik hati siap menolong kita dan mengkhawatirkan kita (aku ngga tahu khawatirnya ikhlas apa ngga, tapi kita yakin Bang Rendi orang baik, -aku mulai ngaco-).

Akhirnya sampai di kawasan masuk gerbangnya Curug (belum sampai Curug, dan ternyata sampai parkiranpun masih tidak dekat). Oh iya, waktu di pintu masuk itu, kan para lelaki ngurusin perijinan masuk, nah kita para cewe, sempet foto-foto ngga penting di mobil lho, hanya untuk mengisi kesuwungan kita haha. Setelah dua manusia lelaki menyelesaikan perijinan buat masuk, kita lanjutin perjalanan menuju parkiran yang sudah aku katakan, itu tidak dekat.


 ini ni foto-foto sambil nunggu

Setelah sampai di parkiran, aku merasa cukup lega. Aku lihat langit mendung dan aku hanya bisa berdoa dan berharap tidak turun hujan. Lalu sebelum kita melanjutkan perjalan menuju tujuan utama, kita berhenti buat shalat dan siap-siap dulu, sekalian berdoa. Dan jam empat-an kita baru mau mulai mendaki (sebenarnya tidak mendaki). Dan mulai dari sinilah perjalanan hebat tak terlupakan dimulai :)





-bersambung...

Komentar

Postingan Populer