Ternyata Benar, Aku Harap Bisa Terbalik Lagi

Dulu, ketika aku masih sanggup menggenggammu. Merengkuhmu dalam bahagiaku. Mungkin, aku hanya tidak bisa menjagamu dengan baik.


Dulu, ketika aku memiliki tanggungjawab yang lain. Yang tidak kalah hebat dan penting aku rasa. Aku bisa memilikimu dan yang lain itu dalam hiduoku.


Dulu, ketika kamu adalah jaminan. Untuk aku tetap bisa miliki yang lain itu. Aku bisa menjagamu dalam genggamku.


Dulu, ketika kamu sebenarnya jauh. Dan jarang aku kunjungi. Mungkin aku duakan. Mungkin aku jadikan prioritas kesekian dalam daftarku. Kamu tetap berakhir padaku dengan senyum.


Dulu, ketika aku hanya sekejap saja menengokmu. Setelah aku sadar kamu adalah jaminan agar aku tetap pada yang lain itu. Dan sering lelah kalahkan niatku untuk mengunjungimu. Tetap saja aku da kamu berhasil bertemu pada akhir cerita yang bahagia.


Sekarang, ketika tak ada yang lain itu. Dan hanya ada aku dan kamu. Berjalan  bersama. Bukan bahagia yang mempersatukan,


Sekarang, ketika hanya aku dan kamu. Dan semua dariku bisa hanya untukmu. Pada akhir cerita bukan senyum yang aku dapat. Dan kamupun menjadi begitu buruk di mataku.






kepada semua mata pelajaran dan nilai
-Rida-
Semarang, 18 Desember 2010 ; 08.00 a.m.

Komentar

Postingan Populer