Perkenalan dengan Ilmu Politik

Pertemuan pertama dari mata kuliah Pengantar Ilmu Politik (PIP) ini berlangsung dengan agak tergesa-gesa. Hal ini dikarenakan mas Bima selaku dosen yang bersangkutan sedang berada di tengah rapat dengan rektorat untuk menaikkan akreditasi dari universitasku tercinta ini. Namun dia masih menyempatkan sedikit waktunya untuk memberikan sekedar pengenalan bagi mata kuliah ini.

”Siapa di antara kalian yang benci politik?” Tiba-tiba mas Bima mengajukan pertanyaan kepada kami. Hanya tiga orang yang mengacungkan tangan dan jawaban mereka masing-masing adalah karena politik itu ribet, picik, dan membingungkan. Kurasa memang jawaban
yang cukup umum karena kakekku sendiri sering berkata bahwa segala hal yang tidak jelas, itulah politik. Dan tanggapan yang diberikan mas Bima pun kurang lebih sama.


Kemudian dia juga bertanya, ”Siapa yang suka politik?” Yang mengacungkan jari cukup banyak kali ini namun aku paling mengingat alasan dari seorang temanku yang mengatakan bahwa dia menyukai filosofi dari politik, yakni ’semuanya adalah demi kepentingan, tak ada teman yang abadi.’ Aku sendiri baru mendengar filosofi semacam itu namun komentar ayahku ketika kutanya apa itu politik juga kurang lebih sama.

Aku sendiri masih tidak tahu apa-apa soal politik karena itulah aku tidak mengacungkan jariku untuk kedua pertanyaan tadi. Yang kutahu, politik adalah seni untuk menguasai. Kemampuan untuk memengaruhi orang lain, cara bersikap yang tepat, kemudian negosiasi, dan lain hal semua bisa dilakukan dalam politik demi satu kepentingan yaitu kekuasaan.

Tapi dengan segala ketidaktahuan dan kedangkalanku dalam ilmu politik, mas Bima mengatakan sesuatu yang melegakan hati. ”Dalam satu semester ini, saya tidak akan mencoba untuk membuat kalian yang benci politik menjadi suka politik, atau membuat kalian yang suka politik menjadi seorang politisi. Namun saya hanya ingin membuat kalian mengerti apa itu politik dan bahwa kalian sebagai anak HI punya peluang selain menjadi diplomat.”

Jadi kesimpulannya, setelah kami lulus dari mata kuliah ini, mas Bima hanya mengharapkan agar kami setidaknya bisa menjawab secara obyektif ketika ditanya apa itu politik. Apapun itu, kurasa aku akan bisa menikmati kelas ini.


dosennya kece banget bo :)




Jakarta, 20 September 2011

-gema-


Komentar

Postingan Populer