Liburan bersama Dark Souls

Liburan oh liburan. Banyak yang bilang kalau liburan itu merubah orang. Otak yang sehari-hari digunakan untuk menganalisis soal-soal dalam kuliah menjadi tidak terpakai lagi. Kaki yang sehari-hari digunakan untuk berpindah-pindah ruang kuliah menjadi tidak terpakai lagi. Sebaliknya, otak jadi lebih fokus dalam memecahkan puzzle-puzzle yang ada dalam video game. Kaki jadi lebih fokus untuk menahan berat badan yang sama sekali tidak mau berpindah dari sofa empuk tempat ternyaman untuk bermain video game. Hasilnya, otak pun menjadi tumpul dan kaki pun menjadi lemas. Kira-kira itulah perubahan yang terjadi padaku selama liburan ini.

Semua ini terjadi karena sebuah video game yang kebetulan kubeli di awal liburan ini. Judulnya adalah Dark Souls: Prepare to Die Edition.
Yah, judulnya memang mengerikan. . .
Dalam salah satu review yang dibuat oleh sebuah website di internet, Dark Souls: Prepare to Die Edition adalah video game terbaik yang dapat dimiliki oleh seorang Masokis (Masokis adalah orang yang suka menyiksa dirinya sendiri,FYI). Jadi kurang lebih, Dark Souls: Prepare to Die Edition adalah video game terbaik untuk mereka yang suka menyiksa dirinya sendiri. Wow, bagaimana mungkin aku tidak penasaran? Jadi langsung saja kubeli game satu ini dan kumainkan dan OH MY GOD! Karakter yang kumainkan langsung terbunuh dalam lima menit pertama permainan oleh seekor monster yang ukurannya sebesar gedung sekolah. 

Kalau memainkan game ini, kamu akan melihat screen ini lebih dari seratus kali, seriously

Man, aku pun langsung paham kenapa mereka menyebut game ini sebagai game untuk mereka yang suka menyiksa diri. Tingkat kesulitan dalam memainkan game ini sungguh di luar akal sehat. Hal ini bukan hanya disebabkan oleh kekuatan musuhnya yang terlalu hebat kendati baru di awal permainan, namun juga karena peraturan dalam game ini yang sungguh tidak masuk akal. Pertama, setiap kali karakter kita membunuh musuhnya, kita akan mendapatkan sejumlah soul. Soul adalah poin yang digunakan untuk meningkatkan level karakter kita dan untuk membeli senjata-senjata untuk memperkuat karakter kita. Standar RPG, namun masalahnya, soul itu hanya bisa digunakan di sebuah tempat yang benama bonfire. Jadi sampai karakter kita mencapai bonfire, maka soul tersebut akan menjadi beban bagi karakter kita. Ketika karakter kita mati, maka semua soul yang sudah susah payah dikumpulkan itu akan hilang dan game ini jelas-jelas membunuh karakter kita lebih banyak daripada dia membunuh musuhnya! 

Agak berlebihan, tapi jelas menggambarkan seperti apa rasanya memainkan game ini
Lebih parahnya lagi, game ini tidak pernah menjelaskan secara eksplisit mengenai peraturan-peraturan dalam video game ini. Jadi semua aturan-aturan dalam game ini hanya bisa didapat dengan cara mencoba trial and error dan selama proses itu entah berapa kali karakter kita akan mati. Tapi semua hal itu membawa hasil yang baik. Sebagai contoh, aku jadi tahu bahwa kita bisa mendapatkan soul kita yang hilang dengan cara mendatangi kembali tempat karakter kita mati dan menyentuh bekas mayatnya. Selain itu, aku jadi semakin terbiasa menghadapi musuh-musuh yang tadinya mampu membunuh karakterku dengan sekali pukul. Semakin sering membunuh musuh-musuh itu, maka semakin kuatlah karakter yang kita mainkan dan pada akhirnya kita akan mampu membunuh musuh-musuh itu dengan sekali pukul, pembalasan yang setimpal!

Kamu tidak tahu betapa bangganya dirimu ketika berhasil melihat screen ini
Jadi bisa dibilang bahwa game ini seolah menaruh karakter kita pada titik terendah yang kita miliki dan menyuruh kita untuk naik perlahan-lahan. Dan ketika kita sudah sampai pada titik yang cukup tinggi, kita akan merasa benar-benar hebat. Rasanya seperti semua usaha yang sudah kita lakukan terbayar sudah dan inilah saatnya video game ini benar-benar menjadi sangat seru. Dan itulah sebabnya aku tidak bisa berhenti memainkan game ini. Aku ingin tahu sampai mana karakterku dapat menghadapi cobaan-cobaan yang dihadapinya dan tentunya aku ingin melihat ending dari game yang dikatakan sebagai "The Hardest Video Game in 21st Century" ini. 

Sekian dan selamat liburan semuanya!

-G-

Komentar

Postingan Populer