Dengar Hujan, Aku Ingin

Belakangan ini hawa kampus biru menjadi semakin panas, aku tidak tahu kenapa. Padahal tiga hari ini hujan turun terus menerus. Ah iya benar, musim hujan tampaknya sudah dimulai, waah rindunya pada cipratan-cipratan air yang dihasilkan mereka. Kemarin aku tiduran seharian di depan selasar aula, tepatnya di dekat taman peradaban, tepat ketika hujan turun. Dan ya Tuhan betapa nikmatnya tubuh dan hati ini karena mendapat siraman gemericik hujan yang sangat kurindukan. Sayang hujan itu tidak bertahan lama, kurasa hanya setengah jam. Tapi itu sudah cukup untuk membayar rasa rindu.

Bicara soal hujan rasanya tidak akan ada habis-habisnya. Hujan bagiku menyimpan berbagai kenangan dan memori baik yang indah dan yang buruk. Tapi untungnya aku tidak pernah mengingat hal-hal yang buruk jadi harusnya aku hanya memiliki memori indah bersama hujan hehe. Aku ingat berjalan bersama rida di bawah hujan sehabis pulang sekolah. Ketika itu dia menutupi kepalanya dengan jaket merah mungilnya sementara aku membiarkan kepalaku disiram oleh air hujan. Aku hanya berkata, "Buka saja tudungnya, hujan-hujanan enak." Tapi dia tidak mengikutinya, tentu saja. rida memang selalu sulit untuk diyakinkan.

Aku juga ingat berjalan di bawah hujan di tengah hutan pinus bersama Rendi, Novi, Ane, dan Rinta, ketika sedang mensurvei jalan Gunung Ungaran. Aku ingat hawa sejuk dan misterius yang dihasilkan hutan pinus saat itu dan betapa rindunya aku untuk menyusurinya lagi. Aku ingin ke sana lagi, tidak peduli dengan siapapun, aku ingin ke sana.

Aku ingin melupakan semua hal yang terjadi saat ini. Aku ingin agar semua hal-hal buruk yang terjadi saat ini dapat tersapu oleh deras air hujan yang akan terus membasahi bumi ini selama beberapa bulan ke depan. Dan aku ingin merasa lebih baik. Aku hanya ingin menjadi lebih baik lagi. Entah dengan cara apa, aku hanya ingin merasa lebih baik. 

Komentar

Postingan Populer