Sekilas Tentang Jakarta (1)

Jakarta itu selalu identik dengan kemacetan. Ya, Jakarta memang bukan Jakarta tanpa fenomena satu ini. Kalau kamu tinggal di Jakarta maka kamu akan merasakan sebuah lifestyle baru yang mau tidak mau harus bisa kamu adaptasi dengan baik yaitu lifestyle di dalam mobil.

Percaya atau tidak di kota ini, separuh dari harimu akan kamu habiskan di dalam kendaraan. Kemacetan di Jakarta memang sudah sangatlah parah hingga tidak bisa dibandingkan dengan kota lain di Indonesia. Akibatnya banyak orang yang lebih memutuskan untuk sarapan dan makan siang di dalam mobil. Beberapa memasukkan televisi dan dvd set ke dalam mobil. Ada juga yang membawa handheld game untuk dimainkan di dalam mobil. ada yang membawa kasur, ada yang membawa toilet, lama-lama mungkin seluruh rumah juga akan dibawa ke dalam mobil (yang terakhir ini memang dilebih-lebihkan).


Kesulitan lagi akan dialami oleh mereka yang tinggal di luar kota seperti Bekasi atau Bogor dan memiliki kampus atau kantor di Jakarta. Bagi yang tidak memiliki mobil, harus rela bangun di pagi buta agar tidak terjebak macet dan dapat sampai tepat waktu. Bagi yang memiliki, masih diberikan sebuah keistimewaan yaitu sebuah jalan tol atau jalan bebas hambatan. Ini memang cara yang efisien untuk menghindari kemacetan, kamu membayar lebih dan kamu bisa mendapatkan sebuah jalan luas dan baik untuk melajukan mobilmu. Namun seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk Jakarta begitu pula dengan kendaraannya, jalan tol pun juga mencapai batasnya dan hasilnya jalan tol yang seharusnya berfungsi sebagai jalan bebas hambatan pun menjadi tidak berarti lagi.

Naik kendaraan umum juga bukan pilihan yang baik. Sampai saat ini, kendaraan umum yang disediakan pemerintah masih belum mampu menarik seluruh penduduk Jakarta untuk menaikinya. Solusi lain dengan memperlebar dan menambah jalan malah semakin menarik minat orang-orang untuk membeli mobil dan menambah kemacetan.

Sampai sekarang masih belum ada solusi yang tepat untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Ini hanyalah pendapat pribadiku, namun sebelum mengatasi kemacetan, pemerintah seharusnya lebih dulu mengatasi nafsu penduduk Jakarta yang kalau punya uang selalu ingin membeli mobil baru. Kemudian harus dilakukan kebijakan ekstrem dengan mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang dapat beroperasi di Jakarta. Barulah dilakukan perbaikan jalan, perbaikan infrastruktur, dan yang terpenting pembuatan transportasi umum yang murah, tepat waktu, dan dapat menjangkau seluruh penduduk Jakarta.

Mungkin usulku ini akan sangat sulit untuk direalisasikan namun itu hanyalah sekedar pendapat dari seorang penduduk Jakarta yang menginginkan perubahan untuk kotanya. Bagiku, aku bisa bersabar untuk menghadapi kemacetan di Jakarta, namun kita tidak bisa membiarkan hal yang salah untuk dibiarkan terus menerus bukan? Kemacetan di Jakarta bukan hanya bersumber dari kurang lebarnya jalan atau terlalu banyaknya mobil di kota namun juga dikarenakan individualisme, materialisme, dan juga egoisme dari penduduk Jakarta yang sebenarnya bisa diatasi oleh masing-masing individu itu sendiri. Selama semua hal itu belum dapat diatasi maka kurasa kita masih akan menghabiskan separuh hari kita di dalam kendaraan dan sesungguhnya, itu sangatlah menyebalkan.


Komentar

Postingan Populer