Menggambar Pohon

Aku suka sekali menggambar pohon. Kalau sedang melamun atau sedang bosan dan sambil memegang alat tulis dan kertas, maka voila! Tiba-tiba ada gambar pohon di kertas itu. Ini adalah kebiasaan yang sudah berlangsung semenjak seorang temanku–yang dikenal sebagai ahlinya agama–tiba-tiba mendatangiku yang sedang asik menggambar tokoh kartun favoritku dan berkata, ”Gema, menggambar manusia itu dosa loh.” Sontak aku pun bertanya, apa iya? Dan ia pun menjawab, ”Iya, karena itu terlihat seolah kamu berusaha untuk menyaingi Tuhan. Kalau mau menggambar, gambar saja hewan dan tumbuhan, itu jauh lebih baik.” Dan ya, sebagai seorang anak kecil yang tak tahu apa-apa, aku pun percaya saja padanya.

Semenjak saat itu, aku pun berhenti menggambar manusia dan beralih menggambar tetumbuhan atau hewan. Kalau lagi serius, maka aku bisa membuat tetumbuhan dan hewan nan aneh yang tak akan mungkin dapat dijumpai di dunia ini. Namun kalau lagi santai, entah kenapa gambar pohon seperti inilah yang selalu tercipta:


Dan entah kenapa bentuknya pun pasti selalu sama. Batangnya ramping, cabangnya banyak, dan daunnya yang rindang serta membulat. Di bawahnya, aku pasti berusaha menggambar rerumputan, tanpa memperlihatkan akar pohonnya. Kalau dalam psikotes, ini bisa ditafsirkan jadi macam-macam, tapi sebetulnya gambar ini sangat terinspirasi dari gambar ini:


Ya, aku tahu kalau gambar pohon di tengah-tengah padang rumput seperti ini memah pasaran, tapi aku tetap menyukainya. Sebetulnya aku punya mimpi untuk bisa datang ke tempat seperti itu untuk tidur-tiduran seharian, namun itu tentu berbahaya karena jika petir datang, maka aku pasti akan jadi sasaran empuk haha.

Dan, saking sukanya aku pada gambar pohon di tengah padang rumput tadi, novel di atas itu pun aku beli hanya karena suka dengan sampulnya dan aku sama sekali mengabaikan peribahasa “Dont judge the book by its cover” karena ternyata isi novel ini sama sekali tidak sebagus sampulnya.

But anyway, pohon dapat diartikan macam-macam, sesuka hati. Bagiku, pohon adalah sebuah objek yang sangat menyenangkan untuk digambar. Menggambar pohon dapat memberikan keteduhan hati dan juga ketenangan jiwa. Menggambar pohon rasanya benar-benar seperti sedang berteduh di bawah pohon yang rindang, meskipun saat itu kamu sedang berada di atas bus kota yang sumpek atau di dalam kelas yang membosankan setengah mati. bagiku, menggambar pohon dapat menjadi obat untuk itu semua.

Dan ya, lagi-lagi ini adalah postingan yang tidak penting. Kalau sampai ada yang membacanya sampai sini, maka aku ingin meminta maaf karena telah menghabiskan waktu kalian untuk hal yang tidak penting seperti ini haha. Selamat berpuasa bagi yang menjalankannya yaa.


Jakarta, 6 Agustus 2012
-gema-

Komentar

Postingan Populer