Suatu Kehilangan


Pernah mengalami suatu kehilangan? Bagaimana dengan kehilangan suatu benda yang sangat penting? Pernahkah? Lalu, bagaimana rasanya? Oke, semua orang pasti memiliki jawaban sendiri-sendiri.

Beberapa saat yang yang lalu, mungkin sekitar hampir dua minggu yang lalu, saya merasa kehilangan SIM (Surat Izin Mengemudi) milik saya. Dan, hebatnya saya baru sadar sekitar tiga hari setelah hilang hehe. Dan lagi, saya ingatnya itu waktu sedang berada di suatu tempat umum malam hari bersama keluarga saya. Saat itu, saya iseng membawa dompet saya (biasanya kalau saya pergi sama keluarga saya seperti itu, saya ngga pernah yang namanya bawa dompet ataupun handphone saya hehe). Kemudian, saya juga masih iseng lagi mencoba mengecek isi dompet saya dan saya tidak melihat SIM saya yang imut ada di tempatnya. Tadinya, saya masih tenang, saya pikir SIM saya tersebut masuk ke bagian lain di dalam dompet saya. Namun, tetap saja tidak ada. Dan dengan intonasi yang biasa saja saya bilang, “Loh, SIM aku mana ya?”. Ibu saya, kakak saya, dan ayah saya langsung merespon. Hehe, lalu saya hanya bilang “ya, mungkin ketinggalan di rumah.”

Sesampainya di rumah, saya mencari-cari SIM saya itu. Dan orang-orang rumah pun ikut mencari. Tapi, tetap saja kartu kecil itu tidak ditemukan hehe. Rasanya sedih banget, beneran deh, sampai-samoai saya jadi susah tidur karena SIM itu, selain itu juga saat saya bisa tertidur, dalam tidur saya yang tidak lama itu, saya memimpikan SIM saya ahaha. Lalu, esok harinya saya sempat menghancurkan rumah saya seharian karena mencari satu kartu imut itu hehe. Namun, hasilnya tetap nihil, yang ada saya malah menemukan kembali barang-barang lain yang sudah lama saya simpan haha.

Rasanya saat kehilangan SIM itu antara sedih, kecewa, marah, takut, dan lainnya. Intinya, rasanya itu ngga enak banget. Berhubung itu kartu adalah suatu yang menurut saya cukup penting bagi saya, jadi ya seperti itulah rasanya. Dan selalu, setiap menghilangkan benda apapun saya setringkali merasa kecewa sama diri sendiri hehe. Ya, kesannya itu seperti saya tidak bisa menjaga apa yang seharusnya saya jaga, hehe, tapi beneran deh, saya sudah selalu berusaha menjaganya kok hehe.  Nah, karena itu juga jadinya saat kehilangan SIM, yang bagi saya cukup penting ini, saya merasa seperti itu. yah, mungkin memang berlebihan sih. Karena kehilangan itu, saya yang sering kemana-mana bisa sendiri, jadi merasa terbatasi. Dan karena saya bukan orang yang suka minta diantar untuk kemana-mana, jadi merasa tidak nyaman, seperti yang sudah saya bilang, semacam mobilitasnya jadi terbatas. Sebab, setiap kali mau kemana harus menunggu ada yang bisa mengantar ahaha.

Meskipun, saya terlalu merasa tidak enak seperti itu, akhirnya saya hanya mencoba untuk mengikhlaskan saja kejadian itu dan mencoba berpikiran positif seperti biasanya. Dan ternyata benar kok, selama saya tidak memiliki SIM tersebut, saya jadi bisa menulis walaupun tulisannya masik acakadul begitu, saya bisa jadi kakak yang sedikit lebih baik untuk adek saya, saya jadi bisa di rumah, saya jadi tidak seenaknya sendiri kalau mau keluar, selain itu juga karena adanya kejadian kehilangan itu, saya jadi bisa ngobrol sama teman saya yang sudah lama ngga pernah keliatan haha, lalu saya juga jadi tahu dan belajar dan bisa bagaimana caranya lebih mandiri dengan mengurus surat kehilangan dan sebagainya itu sendiri (tapi tetep ada yang nganterin buat kesana kemarinya, makasih yaa Junjun yang sudah saya repotkan buat kelilling Semarang dan kepanasan hehe), dan yang lebih penting lagi, saya jadi tahu rasanya kehilangn benda semacam itu dan pasti itu bakal membuat saya belajar bagaimana cara menjaga benda yang penting dengan lebih baik dan bagaimana cara mengantispasi jika terjadi kehilangan lagi.

Ya, setidaknya, dengan adanya kehilangan tersebut banyak hal baik juga yang saya dapat. Jadi, apapun itu yang terjadi, yang penting adalah terima saja dengan ikhlas, jadikan itu suatu pembelajaran dan koreksi diri, dan tetap berpikiran positif  :) hehe.

Semarang, 8 Agustus 2012
_rida_

Komentar

Postingan Populer