Perkenalan dengan Ilmu Politik: Modal-Modal untuk Meraih Kekuasaan
Selama mempelajari ilmu politik, pasti ada sebuah kata yang selalu muncul entah dalam definisi, teori, atau praktek, yaitu kekuasaan. Ya, politik selalu identik dengan kekuasaan, bahkan bisa dikatakan bahwa segala hal yang bermuara pada kekuasaan adalah politik. Secara umum, kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar bertindak sesuai keinginannya meskipun orang itu tidak menyukainya. Dalam konteks politik, kekuasaan itu haruslah digunakan demi kepentingan orang banyak, bukan pribadi. Kekuasaan yang hanya digunakan untuk kepentingan pribadi adalah kekuasaan yang korup dan harus dilawan. Cara-cara untuk memperoleh kekuasaan itu sangatlah beragam dan itulah yang dipelajari dalam ilmu politik, namun yang
akan dibahas kali ini bukanlah cara-cara untuk memperoleh kekuasaan itu melainkan modal dasar untuk memperoleh kekuasaan.
akan dibahas kali ini bukanlah cara-cara untuk memperoleh kekuasaan itu melainkan modal dasar untuk memperoleh kekuasaan.
Modal yang paling pertama dan yang paling mudah untuk menarik perhatian di era ini adalah harta. Orang yang memiliki harta dianggap bisa melakukan apapun. Dia bisa membeli setiap hal yang diinginkan termasuk loyalitas. Di Indonesia dengan sistem pemilu terbuka seperti sekarang, uang cenderung akan lebih berbicara ketimbang janji-janji manis yang disampaikan di depan mimbar. Hanya yang membayar paling banyaklah yang akan mendapat kekuasaan. Kekurangannya, jika seseorang bermaksud memperoleh kekuasaan hanya melalui hartanya, maka dia akan segera kehilangan kekuasaannya ketika hartanya habis.
Modal kedua adalah kharisma. Orang yang memiliki kharisma, di mata orang lain, akan dianggap memiliki aura yang berbeda. Aura inilah yang membuat setiap orang menjadi terintimidasi dan dengan mudah terpengaruh. Orang seperti ini sangatlah berbahaya karena di satu sisi, dia bisa menggunakan kemampuannya untuk mencapai tujuan nasioanal, sementara di sisi lain dia bisa menggunakan kemampuannya untuk kepentingan pribadinya. Pada dasarnya, kharisma mengacu pada orisinilitas. Seseorang hanya dikatakan memiliki kharisma jika ia memiliki sesuatu yang lain dari kebanyakan orang, entah penampilannya, cara bicaranya, atau pemikirannya. Kharisma bisa datang dengan dua cara, yang pertama adalah melalui gen atau bawaan orangtua. Ini adalah kenyataan yang terbantahkan bahwa di dunia ini ada manusia yang begitu dilahirkan sudah memiliki kharisma dan bisa mempengaruhi orang lain dengan mudah. Cara kedua adalah melalui usaha keras dan pengalaman. Untuk yang satu ini, maka harus dilakukan sedini mungkin karena mempelajari kepemimpinan tidak bisa dilakukan dengan instan.
Modal ketiga adalah ilmu. Inilah modal yang bisa kita, para mahasiswa, perjuangkan untuk mendapatkannya. Kita tidak bisa memilih untuk dilahirkan sebagai anak orang kaya, tapi kita bisa memilih untuk menjadi manusia berilmu. Ilmu akan mengangkat derajat seseorang di mata orang lain. Hal ini telah dibuktikan oleh tokoh-tokoh yang dimiliki bangsa kita seperti BJ Habibie, Amin Rais, atau Yusril Iza Mahendra. Mereka adalah orang-orang yang dilahirkan dari golongan tak berpunya, tapi mereka belajar terus dengan giat, mencari ilmu sampai ke ujung dunia, dan ketika mereka kembali, nama mereka telah harum di seluruh Indonesia.
Modal keempat adalah networking. Untuk memperoleh kekuasaan, seseorang boleh tidak kaya, boleh tidak kharismatik, boleh tidak pintar, tapi dia harus memiliki nyali. Seseorang yang bernyali tinggi pasti akan disegani oleh orang-orang di sekitarnya. Orang-orang yang menyeganinya ini secara tidak langsung akan menjadi pengikut dari orang bernyali tersebut. Dengan cara inilah sebuah network yang sangat besar terbentuk. Dengan network yang sebesar itu, bukan mustahil dia bisa memperoleh kekuasaan yang lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh ormas-ormas seperti FBR dan FPI. Di Jakarta, orang yang ingin menjadi gubernur tidak mungkin tidak merangkul kelompok ini mengingat jaringan mereka yang sangat besar dan berpengaruh.
Modal Kelima adalah keturunan. Modal yang satu ini adalah sesuatu yang tidak bisa diganggu gugat. Seseorang yang lahir dengan darah biru sudah pasti langsung memperoleh modal kekuasaan yang sangat besar dan sanggup menjadi penguasa dengan musah. Ada dua hal yang menyebabkan keturunan penguasa dapat menjadi penguasa dengan mudah, yang pertama adalah pendidikan di dalam rumahnya. Seseorang yang berkuasa pasti ingin selalu mempertahankan kekuasaannya bahkan setelah dia mati, karena itu dia akan menyiapkan anak-anaknya untuk menjadi penggantinya melalui didikan yang keras. Ini adalah kesempatan yang tidak dimiliki oleh anak-anak yang lahir di keluarga biasa. Yang kedua adalah kewenangan orangtuanya. Seseorang yang berkuasa tentunya memiliki kewenangan untuk memberikan salah satu kursi pemerintahan pada siapapun. Seseorang yang berakal picik tentunya akan memanfaatkan kewenangannya untuk menaruh anaknya di salah satu kursi tersebut.
Modal yang terakhir berturut-turut adalah kedudukan dan popularitas. Orang yang memiliki salah satu dari hal ini akan lebih mudah untuk mendapat kekuasaan karena dia sudah lebih dulu dikenal oleh publik, namun menjadi terkenal tidaklah menjamin keterpilihan seseorang dalam pemilu (elektabilitas). Elektabilitas seseorang sangat bergantung pada track record seseorang. Jika seseorang sudah lebih dulu terkenal karena keburukannya, tentu tidak akan ada orang yang mau memilihnya menjadi pemimpin, jadi modal yang satu ini bisa menjadi senjata makan tuan yang tidak berguna dalam memperoleh kekuasaan.
Modal-modal kekuasaan itu pada akhirnya akan bertarung dengan modal-modal yang lainnya. Pertarungan inilah yang selalu menarik untuk disaksikan dalam politik. Seseorang yang hanya memiliki ilmu, belum tentu bisa menang dengan orang kaya. Seseorang yang kaya, belum tentu menang melawan orang yang berkharisma atau memiliki network yang hebat. Terkadang ada juga orang yang memiliki semua modal itu, orang seperti ini tentu akan berpeluang lebih besar untuk memenangkan pertarungan politik. Apapun caranya, proses untuk mendapatkan kekuasaan itulah yang akan selalu menjadi kajian utama dari ilmu politik. Pada akhirnya siapapun yang menang harus selalu ingat bahwa kekuasaan adalah alat yang harus digunakan untuk mencapai tujuan rakyat bukan tujuan pribadi.
Komentar
Posting Komentar
jangan lupa kasih komentar ya?
makasih atas komentarnya,, pasti akan sangat bermanfaat :)