Bantir, Akhir Pekan #3


Minggu, 2 Desember 2012

Hari terakhir kegiatan di Bantir ini diisi dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di luar ruangan, setelah hari sebelumnya kegiatan kebanyakan dilakukan di dalam ruangan. Seperti hari-hari sebelumnya, kegiatan hari itu diawali dengan kegiatan ibadah bersama dan olahraga pagi. Namun, berbeda dengan hari sebelumnya (hari sebelumnya, olahraga dilakukan dengan senam bersama  yang mana tiap kelompok diwakili satu orang anggota kelompok memberikan minimal dua gerakan senam), olahraga hari itu dengan melakukan senam aerobic yang dipandu oleh seorang instruktur senam yang entah didatangkan dari mana. Dilanjutkan dengan makan pagi bersama.

Setelah semua peserta dan panitia siap untuk mengikuti kegiatan selanjutnya, maka kegiatan selanjutnya dilaksanakan. Pertama, para peserta dibagi menjadi empat kelompok besar dalam kegiatan yang disebut discipline session. Tiap kelompok akan dilatih oleh seorang tentara untuk melakukan latihan dasar militer, yaitu dengan materi peraturan baris berbaris. Tetapi, kelompok saya mendapatkan pelatih yang amat sangat baik. Beliau tidak galak, malah banyak memberikan kami istirahat. Tadinya, saya pikir kami akan berlatih baris-berbaris yang melebihi dari apa yang pernah saya dapat ketika saya masih menjadi anggota aktif di PMR. Selain itu, beliau juga lebih banyak bercerita dan berbagi pengalaman selama mejadi tentara ini. Tidak hanya bercerita dan melatih baris-berbaris, beliau juga memberikan wejangan dan pesan yang berharga bagi kami semua.


Ketika waktu untuk kegiatan discipline session berakhir, dilanjutkan dengan kegiatan outbond yang sebenarnya. Kegiatan ini ada dua macam, yaitu high rope games dan ground games. Karena tempat dan waktu yang terbatas, maka panitia membagi peserta menjadi dua bagian. Bagian satu, akan melakukan high rope games terlebih dahulu baru kemudian dilanjutkan melakukan ground games setelah istirahat siang. Bagian kedua melakukan yang sebaliknya.

Saya dan kelompok paprika saya mendapat jatah bagian kedua. Jadilah kami memainkan ground games terlebih dahulu. Games ini diawali dengan melakukan permainan yang menguji konsentrasi, dan hasilnya semua peserta masih memiliki konsentrasi yang bagus. Kemudian dilanjutkan dengan membentuk kelompok lagi dengan cara setiap peserta akan mengambil kertas yang berisi judul lagu. Kemudian para peserta harus menyenandungkan lagu tersebut tanpa menggunakan liriknya untuk bisa menemukan peserta lain dengan lagu yang sama. Para peserta yang lagunya sama berarti mereka berada dalam satu kelompok. Dari permainan ini dapat diambil esensinya yaitu kita tidak boleh selamanya minta orang lain mendengarkan kita, tetapi ada kalanya kita harus mau mendengarkan orang lain.

Dari kelompok lagu tadi, kemudian dilakukan permainan yang lain. Permainan ini yaitu tiap kelompok terdiri dari lima orang, kemudian dalam tiap anak dalam kelompok tersebut akan diberi satu amplop yang berisi potongan puzzle, tugasnya adalah setiap anak harus bisa menyusu puzzle tersebut menjadi bujursangkar yang utuh dan tiap anak dalam kelompok tersebut harus bisa membuat bujursangkar dengan bentuk yang sama dengan berbagai cara. Namun, potongan puzzle dalam tiap amplop itu tidak sama. Jadi, untuk bisa menyelesaikan permainan tersebut, harus ada saling tukar menukar potongan puzzle antar anak dalam kelompok trsebut. Tetapi di sini, tiap anak tidak boleh berbicara dan tidak boleh meminta, mereka hanya boleh memberi dan harus menerima apabila ada yang member potongan puzzle. Untuk menyelesaikan games ini menurut saya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Dan dari games ini dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi itu penting. Tidak hanya games  yang sudah saya sebut, tapi masih ada beberapa games yang tidak kalah menarik lainnya, seperti salah satunya adalah ‘lempar telur’.

Selepas makan siang, saya dan kelompok paprika saya melanjutkan kegiatan dengan berpartisipasi dalam high rope games. Dalam permainan ini, dipandu oleh para tentara. Ada dua jenis permainan yang dimainkan di sini. Pertama adalah flying fox, tetapi tanpa menggunakan ‘tali kehidupan’. Sebenarnya, bagi para peserta perempuan diperbolehkan untuk menggunakan ‘tali kehidupan’, sehingga kami juga belajar bagaimana memasang tali tersebut. Tetapi, pada akhirnya saya dan kelompok paprika memutuskan untuk segera mencoba permainan tersebut tanpa menggunakan ‘tali kehidupan’ hehe. Dan wow, seru loh.

Permainan yang kedua (kalau kata si bapak tentara) namanya jarring-jaring kehidupan. Ketika kami sampai di pos permainan tersebut, si bapak tentara menawari kami apakah ada yang mau mencoba permainan tersebut atau tidak sebab, sejak dari pagi hingga kelompok sebelum paprika, hanya ada tiga orang peserta perempuan yang mau mencoba permainan tersebut. Tapi, entah kelompok saya pada kenapa, kami semua malah mau memainkan permainan tersebut. Dan yang lucu lagi, kami semua malah ketagihan haha.

Seusai permainan-permainan  tersebut, kegiatan outbond ditutup dengan upacara penutupan, pengumuman kelompok terbaik, dan bersalam-salaman.

-selesai-

bagian 1
bagian 2
galeri

-rida :)

Komentar

Postingan Populer