Jalurku dan Jalurmu
Sekarang aku telah sampai pada titik kelelahanku. Aku sudah merasa cukup berlari sampai di sini saja. Bukannya aku menyerah, bukan juga karena aku kalah. Karena aku tahu jalurku saat ini tak akan mempertemukan aku dengan kamu.
Sekarang, aku akan berhenti. Kemudian berbalik arah. Dan tak akan berlari mengejar jalurmu lagi. Karena memang jalur kita sangat berlawanan. Namun, bukan berlawan yang akan menjadi tegak lurus. Bukan juga berlawan yang berbeda arah yang nantinya akan bertemu pada satu titik. Berlawanan di sini dalam arti kamu ada di jalur lain di seberang sana dan mungkin akan mencapai garis finish-mu. Yang berarti tak akan bisa aku temui lewat jalurku. Jadi, tak ada gunanya jika aku masih berlari melalui jalur ini.
Mungkin saja, aku bisa berpindah jalur ke jalurmu. Namun, bukankah itu akan berarti aku hanya akan ada di belakangmu, karena kamu sudah jauh ada di depan sana? Dan jika aku memaksakan diri untuk berlari melewati jalurmu, itu hanya akan menempatkan aku berada jauh di belakangmu. Yang hanya ada 2 kemungkinan :
1. Aku tidak bisa bertemu dan tidak bisa melihat kamu karena kamu berada terlalu jauh di depan.
2. Aku tidak bisa bertemu denganmu, tapi hanya bisa melihatmu tampak belakang, karena pasti kamu akan terus berlari ke depan mencapai garis finish-mu. Yang itu berarti tak ada hasil yang aku capai dari berlari-ku ini.
Jadi, aku rasa berhenti berlari, kemudian berbalik arah, adalah keputusan yang tepat -setidaknya untuk saat ini- karena dengan begitu tidak akan ada lagi keinginan untuk berlari mencapaimu, karena jalur dan arah kita berbeda. Serta aku tidak akan bisa melihat kamu karena kamu berlari maju dalam jalurmu yang ada di arah sebalikku.
Dan sekali lagi, aku akan balik kanan, lalu berlari ke arah lain dan tak akan mengingat jejak ke arahmu. Kemudian akan aku yakini aku akan menemukan jejak lain di jalurku sendiri yang memang jejak itu akan aku telusuri. Yang nantinya pasti akan menjadi jalur yang sejajar dan berhimpitan dengan jalurku.
:)
Sekarang, aku akan berhenti. Kemudian berbalik arah. Dan tak akan berlari mengejar jalurmu lagi. Karena memang jalur kita sangat berlawanan. Namun, bukan berlawan yang akan menjadi tegak lurus. Bukan juga berlawan yang berbeda arah yang nantinya akan bertemu pada satu titik. Berlawanan di sini dalam arti kamu ada di jalur lain di seberang sana dan mungkin akan mencapai garis finish-mu. Yang berarti tak akan bisa aku temui lewat jalurku. Jadi, tak ada gunanya jika aku masih berlari melalui jalur ini.
Mungkin saja, aku bisa berpindah jalur ke jalurmu. Namun, bukankah itu akan berarti aku hanya akan ada di belakangmu, karena kamu sudah jauh ada di depan sana? Dan jika aku memaksakan diri untuk berlari melewati jalurmu, itu hanya akan menempatkan aku berada jauh di belakangmu. Yang hanya ada 2 kemungkinan :
1. Aku tidak bisa bertemu dan tidak bisa melihat kamu karena kamu berada terlalu jauh di depan.
2. Aku tidak bisa bertemu denganmu, tapi hanya bisa melihatmu tampak belakang, karena pasti kamu akan terus berlari ke depan mencapai garis finish-mu. Yang itu berarti tak ada hasil yang aku capai dari berlari-ku ini.
Jadi, aku rasa berhenti berlari, kemudian berbalik arah, adalah keputusan yang tepat -setidaknya untuk saat ini- karena dengan begitu tidak akan ada lagi keinginan untuk berlari mencapaimu, karena jalur dan arah kita berbeda. Serta aku tidak akan bisa melihat kamu karena kamu berlari maju dalam jalurmu yang ada di arah sebalikku.
Dan sekali lagi, aku akan balik kanan, lalu berlari ke arah lain dan tak akan mengingat jejak ke arahmu. Kemudian akan aku yakini aku akan menemukan jejak lain di jalurku sendiri yang memang jejak itu akan aku telusuri. Yang nantinya pasti akan menjadi jalur yang sejajar dan berhimpitan dengan jalurku.
:)
Semarang, August, 28th 2010 ; 12.24 WIB
To see someones back I thought that'll be such a pain for me. Because to forget someone who mean to us is harder than to remember him.
BalasHapus^_^